Panduan Memilih Kamera CCTV Wireless Yang Sesuai Kebutuhan
Semua kamera CCTV wifi yang dijual itu bagus. Yang murah bagus, yang mahal juga bagus. Dalam arti keawetan barangnya. Pengalaman saya jualan kamera CCTV selama ini, gak pernah menemukan barang yang baru dipake langsung rusak dalam hitungan hari atau bulan. Umumnya bisa bertahan 1 tahun lebih. Silahkan beli yang paling murah. Tetapi kenapa ada juga orang yang beli kamera mahal ?
Beda Merk Beda Aplikasi
Meskipun bentuknya sama, kamera wifi yang dijual di marketplace menggunakan aplikasi yang berbeda. Jadi tips-nya adalah mencari kamera berdasarkan aplikasi yang akan kita gunakan.
Ada aplikasi Yoosee, V380, SPC smart, Imou, Ezviz dan lainnya. Semuanya sebelas duabelas. Tidak ada yang jelek, semuanya bagus. Hanya beda interface dan server. Saya pernah menggunakan semua aplikasi ini.
Aplikasi ini penting jika kita mau menambah kamera baru. Kalau salah beli maka kita akan menggunakan 2 aplikasi untuk 2 kamera.
Resolusi kamera yang lebih baik
Idealnya, spesifikasi kamera yang ditulis penjual sesuai dengan kondisi barang sebenarnya. Tetapi penjual pun tidak dapat disalahkan karena dia copy-paste berdasarkan buku manual yang ditulis pabrik. Misalnya di kardus kemasan ditulis “kamera cctv 5MP”. Tetapi resolusi sebenarnya 1MP.
Siapa yang tidak jujur ? Penjualnya ? Secara tidak langsung memang begitu. Tetapi sekarang ini penjual adalah raja, bukan pembeli adalah raja. Kalo gak cocok, gak usah beli di tempat saya. Aturan toko saya adalah “barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.” Begitulah sistem penjualan online ! Seringkali yang dibeli tidak sama dengan yang dipajang.
Kenapa pabrik bisa “menipu” spesifikasi produk ? Saya yakin itu karena permintaan importir. Kulakan di China itu bisa dikustom jika jumlahnya banyak. Baik dari spesifikasi maupun kemasannya. Tujuannya untuk menarik minat pembeli.
Cara perdagangan saat ini adalah yang penting laku dan yang penting cuan. Sistem Hit and Run. Jual produk A sampai habis, lalu bikin produk B. Setelah produk B habis, jual lagi produk C. Sama seperti para pembeli online. Yang cari produk termurah atau produk terlaris. Mereka gak peduli toko apa. Tidak ada repeat order jika situasi dan kondisinya gak cocok.
Pembeli menginginkan harga murah, penjual menginginkan untung dan repeat order. Jaman sekarang kondisi seperti ini mustahil untuk disinkronkan. Jadilah model bisnis Hit dan Run ini.
Bagi orang awam, tidak akan bisa membedakan resolusi 1MP dan 2MP. Apalagi resolusi 2MP dengan 5MP. Dengan teknologi sekarang, resolusi 1MP sudah tajam, sudah kelihatan warna baju dan wajah orang. Beli kamera wifi 100 ribuan saja sudah memuaskan dan berfungsi dengan baik.
Jika kebutuhan anda yang penting ada kamera cctv. Maka semua kamera wifi boleh dibeli, baik yang harganya 150 ribuan maupun yang 200ribuan.
Butuh Lensa Wide atau Narrow ?
Di spesifikasi produk biasanya ditulis dengan istilah lensa 3,6mm.
Semakin kecil ukuran lensa, semakin wide hasilnya. Semakin besar angkanya, semakin sempit sudutnya. Setiap lensa memiliki tujuannya masing-masing. Lensa wide digunakan untuk melihat ruangan yang lebar. Lensa tele digunakan untuk melihat lorong atau lokasi yang jauh.
Lensa wide cocok digunakan di kantor, ruang tamu, ruang belakang. Sedangkan lensa narrow cocok digunakan di teras yang mengarah ke pagar rumah atau pintu gang.
Sebenarnya lensa kamera CCTV ini bisa diganti-ganti sesuai kebutuhan kita. Tetapi biasanya merusak garansi karena harus bongkar kameranya. Tetapi untuk kamera yang murah biasanya sudah built-in. Tidak bisa dibongkar-pasang.
Hampir semua kamera cctv wifi yang dijual di pasaran tulisannya lensa 3,6mm. Tetapi kebanyakan bohong, terutama yang dibawah 250 ribuan. Ukuran lensa aslinya 4-6mm. Artinya lensa tele. Tidak cocok untuk memantau ruangan.
Jika kebutuhan kita adalah memantau satu ruangan, belilah kamera bermerk yang harganya lebih mahal. Misalnya Ezviz, Imou, Hikvision.
Hasil Rekaman Penting atau Tidak ?
Ada tujuan sekedar melihat keadaan lokasi dan juga ada kebutuhan melihat hasil rekaman ketika ada kejadian yang tidak diinginkan. Sejujurnya kamera wifi yang juga sering disebut dengan babycam ini tidak dapat diandalkan 100%.
Yang sering terjadi adalah tidak dapat merekam ketika ada kejadian penting. Untuk bisa merekam, kita harus membeli memory card. Jenisnya memory SD card, yang biasanya digunakan di HP.
Kecenderungan orang yang membeli kamera murah itu juga membeli memory sd card yang juga murah. Kalau kameranya sih aman-aman saja. Tetapi kebanyakan memory card yang murah-murah itu palsu. Secara kasat mata tidak akan terlihat perbedaannya. Kemasannya sama, bentuknya sama, ukurannya sama. Bahkan ada hologramnya juga.
Memory micro SD palsu hanya bisa merekam 20 - 50% dari kapasitasnya. Misalnya anda beli 16Gb, hanya bisa disimpan 1-2 Gb saja. Sisanya memang tersimpan, tetapi tidak bisa dibuka videonya. Anehnya memory ini bisa dikenali di ponsel kita, dan tidak ada masalah. Bisa diformat juga dan ketika dilihat, kapasitasnya juga sama dengan kemasannya.
Ciri khas memory ini adalah harganya yang miring. Jika harga pasaran memory micro SD 16Gb Rp 70.000. Di toko palsu harganya Rp 40.000. Semua merk bisa dipalsu. Tetapi kenapa ada orang yang mau menjual barang rusak ? Karena si penjual juga tertipu dan tidak mau rugi. Lagipula enak sekali jualan online, tinggal buka toko baru, kasih alamat palsu dan ketika dikomplain bisa langsung tutup toko atau ditutup pengelola tanpa ada sanksi hukum.
Enaknya jualan memory palsu itu baru ketahuan beberapa bulan mendatang. Si pembeli tidak bisa klaim atau komplain !
Selain kasus memory palsu, kecenderungan kamera wifi murah itu tidak bisa diandalkan. Kemungkinan besar karena hardware yang memang dipaksakan dan kualitas bahan baku yang jelek. Namanya saja barang murah….tentu ada part-part yang tidak sesuai standar.
Jadi, kalau hasil rekaman itu penting bagi anda, jangan beli kamera wifi yang terlalu murah.
Kamera yang bisa mutar atau statik ?
Umumnya kamera cctv wireless murah bisa berputar. Sementara kamera wifi bermerk harga jualnya berberbeda. Yang gak bisa mutar harganya lebih murah daripada kamera yang bisa mutar. Seharusnya memang demikian karena jumlah spare part yang digunakan juga lebih banyak kamera putar.
Jadi alternatif kita ada dua :
Kamera yang bisa mutar dengan harga Rp 200.000
Kamera statik bermerk yang tidak bisa mutar dengan harga Rp 250.000
Pertimbangan umum orang adalah kamera putar karena bisa melihat ke semua arah. Tetapi yang luput adalah sudut pandangnya. Meskipun bisa mutar, tapi sudutnya kecil.
Ah… itu kan bisa diakali dengan memutar kameranya pak !
Perbedaan ukuran kamera putar dengan kamera biasa
Benar, tapi anda lupa bahwa yang direkam itu tertangkap kamera. Kalau arah kamera ke depan, orang yang berlalu-lalang di belakang kamera tidak direkam. Dan yang paling utama itu adalah kita tidak sering merubah arah kamera.
Awalnya saja, karena penasaran kita mengutak-atik kamera. Setelah itu arah kamera tidak akan berubah. Misalnya kebutuhan kita hanya melihat ke arah pintu. Meskipun bisa muter, kamera tetap kita arahkan ke sana.
Seharusnya pertimbangan anda adalah bagian mana yang harus kita rekam. Jika memang dua arah, depan dan belakang. Dimana keduanya penting, maka solusinya adalah beli dua kamera. Kamera putar yang mahal bisa kita atur otomatis ke depan dan kebelakang dalam periode tertentu.
Jika ruangannya 3x3 meter dan mau menangkap seluruh ruangan, maka solusinya adalah kamera static yang bermerk. Jangan beli kamera murah yang bisa muter karena area perekamannya cuma separuh ruangan saja.
Apa pertimbangan kamera wifi atau kamera kabel
Pertama, jumlah kamera yang dibutuhkan. Jika 1-2 kamera, boleh menggunakan kamera wifi karena :
Lebih murah biayanya
Lebih praktis pemasangannya
Bandwidth internet
Yang sering kelupaan adalah memory card dan berapa hari bisa merekam. Setiap kamera harus di isi satu memory card. Harga memory card separuh harga kameranya. Anggap saja harga kamera babycam Rp 150.000. Memory 32Gb harganya sekitar Rp 80.000
Berapa lama hasil rekamannya ? Maksimal 7 hari, tergantung resolusi rekam yang digunakan.
Memang jangka waktu rekaman bisa diperpanjang dengan mengubah metode rekam 24 jam menjadi mode motion detection. Dimana kamera hanya akan merekam jika mendeteksi gerakan. Tetapi masalahnya banyak.
Berdasarkan pengalaman saya menggunakan mode motion detection, memory card seringkali bermasalah. Tidak bisa merekam setelah beberapa saat. Tetapi jika saya gunakan mode rekam 24 jam, tidak ada masalah. Tapi tetap bermasalah ketika akan mencari hasil rekamannya.
Jam berapa kejadian itu terjadi ? Playback nya lemot sekali. Butuh kesabaran dan doa untuk mencari menit demi menit. Kalau dicepatkan sedikit, aplikasinya hang. Solusinya melepas memory dari kamera dan di playback dengan komputer. Yang terjadi malah gak praktis.
Jika kebutuhan kita diatas 3 kamera, idealnya menggunakan sistem kabel. Investasi awalnya jauh lebih mahal. Tetapi tidak memakan bandwith wifi kita.
Sistem kamera wireless itu tetap memakai kuota setiap detik. Jumlahnya memang tidak besar. Tetapi akan menganggu pemakai lainnya. Anggap saja ada 2 orang yang melihat youtube dari HP-nya 24 jam non stop. Bandwith wifi yang tersedia hanya 80%. Bayangkan, jika ada 4 kamera, 5 kamera dan 8 kamera. Berapa sisa bandwith wifi kita ? Tinggal 20%.
Berbeda jika kita menggunakan kamera kabel. Kapasitas bandwith wifi kita tidak berpengaruh. Walaupun menggunakan 16 kamera, bandwidth jaringan wireless kita masih 100%. Tidak akan mengganggu para pengguna ponsel.
Meskipun sebenarnya lebih mahal sedikit jika kebutuhan lebih dari 3 kamera, keuntungan kamera kabel lebih banyak :
Lebih aman, karena rekaman tersimpan di DVR, bukan di kamera
Dapat diandalkan, baik mode 24 jam atau motion detection
Hanya perlu ganti spare part yang rusak saja
Adaptor adalah sparepart yang sering rusak. Sering ini jangka waktunya diatas satu tahun. Bahkan ada yang bisa sampai 3 tahun. Tetapi yang namanya adaptor ini ada umurnya. Harganya pun relatif murah, dikisaran 100 ribuan, paling mahal 200 ribuan untuk semua kamera loh. Karena sekarang sistem adaptor sentral lebih sering digunakan teknisi. Kalau adaptor bijian per kamera harganya sekitar 20 ribuan.